Heloo guys terimakasih sudah berkunjung ke
Artikelpedia Laka laka Blog. Always Keep In Touch !
Journey to the east? pasti kalian biasanya dengar journey to the west,,,itu loh perjalanan tom sam cong sama sung go kong serta murid lainnya...hehe
Tapi ini saya berlainan arah. Lah kok bisa? ya bisa aja lah. Artinya kan perjalanan menuju timur. Jadi di sini saya dan ayah saya pergi ke rumah mbah (ibu dari ayah) di boyolali.
*Peta letak boyolali dan daerah sekitarnya
Kami berangkat dari rumah pukul 23.00 Wib. Berjalan menuju jalan raya di depan gang. Sudah malam hari sepi dan dingin ternyata tidak ada becak lewat. Waduh...terpaksa deh nunggu. Oia kita tidak pakai mobil, karena cuma berdua saja. Rasanya akan capek kalau pake mobil. Eits...sekitar 5 menit setelah menunggu, ada becak juga akhirnya hehe...
*Ayah saya yang mau naik becak
Kami menuju ke Bank BNI Tegal. Di depan Kantor tersebut biasanya banyak Bis lewat. Jadi kita bisa langsung dapet bis. Gak usah ke terminal selain jauh juga banyak calo. Bisa bisa ribut harga sama calo ! Yaah itu itu ayah saya juga mau sekalian ambil uang untuk sangu.
5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit ! Aarrggghh!!!!!!!!! Mana bisnya??? lagi lagi banyak yang ke jakarta. Waduh kita kan mu ke boyolali. Jadi cari yang jurusan ke Solo. Sudah ketemu dengan bis yang cocok. Tapi sisa kursi 1. Gak mungkin salah satu dari kita akan berdiri. Perjalanannya memakan waktu 6 jam loh!
Sembari menunggu saya mendapatkan suatu vision baru. Ada orang yang mencari uang dari men-stop-kan bis bis yang lewat untuk para penumpang. Kemudian orang tersebut meminta bayaran kepada kondektur bis. Wew..saya baru tahu. Ternyata ada juga cara cari uang seperti itu yah. Ya bayarannya mungkin sekitar 5 ato 10 rb, tergantung dari jumlah penumpang dan jenis Bis. Kalo dikategorikan ini termasuk Usaha Jasa ya.
*Di tempat itu biasanya orang mencari uang dengan men-stop-kan bis untuk penumpang.
Akhirnya kami dapat bis juga. Tapi setelah dilihat lihat ternyata bis ekonomi ! Wew...tapi gak apalah selain lebih murah, juga ini sudah kemalaman. OK lets go !
Jadi rute perjalanan kami seperti ini :
Tegal --> Terminal Tingkir Salatiga --> Karang Gede --> Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Klego.
Nah mbah kami tinggal di wilayah Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Klego. Sebenarnya dari Karang Gede sudah masuk wilayah Boyolali.
Sesampainya kita tidak langsung ke rumah mbah. Tetapi ke makam dulu. Dalam bahasa jawa istilahnya "nyekar". Kita ke kuburan bapak dari ayah saya. Ya sekitar 15 menit kita nyekar. Lalu jalan keluar kuburan melewati sawah dan kebun kebun untuk sampai di rumah mbah. Sekitar 10 menit jalan, kita pun sampai. Pada saat itu jam menunjukkan pukul 8 pagi.
*Keadaan di Desa
Di desa mbah saya ternyata sedang ada panen beras..sekarang kan sedang musim hujan. Jadi padi bisa tumbuh subur. Di rumahnya banyak sekali gabah yang sedang dijemur. Wew..jadi tambah kerasa di desa banget dah.
*Gabah yang dikeringkan
Setelah bertatap muka, berbincang bincang dengan mbah dan saudara. Ayah saya mengajak untuk mandi di Sendang. Sendang itu seperti kolam mandi. Namanya " Sendang Sokan " Di desa mbah saya, airnya biasanya digunakan untuk mandi dan mencuci. Saya, ayah saya serta Dek Wisnu (anak dari adik bapak) pergi ke sendang. Jaraknya sekitar 300-500 meter gitu. Sudah lama juga saya tidak mandi di Sendang. Terakhir kali itu ketika saya SD.
*Ini gambar Sendang tampak dari belakang
*Gambar Sendang Dari depan
Kedalaman Sendang sekitar 3 meter. Jadi kita tidak masuk ke dalam airnya. Melainkan mandi di samping sendang dengan membawa gayung. Wuiiihh airnya seger banget. Rasa lelah dan pegal karena perjalanan jadi hilang. Bagi kalian yang belum pernah mandi di sendang, ayolah mencoba dan rasakan bedanya.
Sejarah dari Sendang.
-->
Jadi cerita ini dimulai dari salah satu 9 wali terkenal di Indonesia. Yaitu Sunan Drajad. Sunan Drajad lah yang dikatakan membuat sendang ini untuk menghidupi rakyat sekitar. Dari kebutuhan air minum, mandi, dll. Dahulunya di sendang itu ada pohon sokan. Jadi dinamakan Sendang Sokan. Tetapi sekarang Pohonnya sudah tidak ada. Yang ada sekarang Pohon jambu air yang sangat besar sekali. Dikatakan bahwa sunan Drajad menanamkan 2 tongkatnya di Sendang tersebut agar airnya bersih dan tidak habis - habis. Salah satu tongkatnya di tanamkan di bawah pohon jambu air tersebut. Sejak adanya sendang tersebut, masyarakat dari daerah lain banyak berdatangan untuk mengambil air disitu. Pernah juga Sultan Paku Buwono III berkunjung ke sendang tersebut untuk meminta airnya.
<--
Sekilas cerita tersebut tampak berlebihan. Namun saudara saya, Dek Wisnu bercerita bahwa airnya tidak pernah habis. Kalo mau habis harus disedot dengan kecepatan tinggi. Bila tidak cepat - cepat disedot, pasti akan terisi lagi. Wah itu sendang aneh juga ya? hehe. Mistis kalo orang jawa bilang.
Sekitar pukul 1 kita pulang ke tegal. Karena keesokan harinya ayah saya harus ke kantor. Wew...perjalanan yang melelahkan...Terimakasih sudah berkunjung di
posting kali ini..